Entri Populer

Kamis, 27 Januari 2011

Penelitian Agama

A. Pengertian Penelitian Agama

i. Defenisi Penelitian

Secara etimologis,penelitian berarti teliti,cermat,seksama,penyelidikan.secara terminologis penelitian berarti menemukan jawaban atas sejumlah masalah berdasarkan data-data yang terkumpul.

ii. Definisi Agama

“keyakinan manusia pada sebuah kekuatan yang melampaui dirinya,kemana ia mencari pemuasan kebutuhan emosional dan spiritual serta mendapatkan ketenangan hidup yang diexpresikan dalam bentuk penyembahan dan pengabdian”(George Galloway)

iii. Defenisi penelitian agama

Mencari,menelaah,meneliti serta menemukan jawaban atas permasalahan dan pertanyaan seputar keyakinan manusia kepada sebuah kekuatan diatas kekuatan manusia yang mana kekuatan tersebut diexpresikan dalam bentuk penyembahan dan pengabdian serta sesuatu yang dianggap sakral atau suci.

Sederhananya penelitian agama adalah pendekatan ilmiah yang diterapkan untuk menyelidiki masalah agama dari segi bentuk pelaksanaanya.

B. Mungkinkah Suatu agama diteliti???

bukankah agama adalah bentuk kepercayaan yang abstrak?????

agama sebagai elemen yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia sejak zaman prasejarah sampai zaman modern sekarang ini dapat dilihat dari dua segi, yakni dari segi bentuk dan isinya. jika kita lihat dari segi bentuknya, agama dapat dipandang sebagai kebudayaan batin manusia yang mengandung potensi psikologis yang mempengaruhi jalan hidup manusia. Sedangkan bila dilihat dari segi isinya, agama adalah ajaran atau wahyu Tuhan yang dengan sendirinya tak dapat dikategorikan sebagai kebudayaan. Segi kedua ini hanya berlaku bagi agama-agama samawi (wahyu), Sedangkan bagi agama-agama yang sumberya bukan wahyu, dapat dipandang baik bentuk maupun isinya adalah kebudayaan. Dengan demikian, yang dapat diteliti untuk agama samawi adalah hanya bagian atau segi bentuknya yang dipan­dang sebagai kebudayaan batin manusia. Sedangkan bagian kedua yangmerupakan segi isinya yang merupakan wahyu tidak termasuk garapan penelitian.

Berdasarkan pendapat tersebut, kegiatan penelitian terhadap agama budaya (agama Bumi/ardhi) dapat dilakukan baik terhadap isinya maupun bentuknya. Sedang­kan penelitian terhadap agama samawi hanya dapat dilakukan terhadap bentuk atau praktik yang tampak dalam kehidupan sosial, dan bukan terhadap isinya, lsi agama samawi sebagaimana terdapat di dalam Alquran dan hadis mutawatir atau hadis sahih tidak perlu dipersoalkan lagi karena sudah diyakini kebenarannya. Kita tidak perlu mempersoalkan, meneliti atau meragukan kebenaran isi Alquran dan hadis mutawatir/shahih. Ajaran yang terdapat di dalam Alquran, baik yang berkenaan dengan akidah, ibadah, akhlak, maupun kehidupan akhirat, dan lain sebagainya adalah hukum yang pasti benar. Kita tidak akan menambah atau mengurangi rukun iman atau rukun Islam dan lainnya yang ada di dalam kitab suci. Semua itu isi ajaran agama samawi yang tidak perlu diteliti lagi. Karena merupakan hukum Tuhan yang mutlak benar.

yang kita teliti adalah bentuk pengamalan dari ajaran agama tersebut, atau agama yang nampak dalam perilaku penganutnya. misalnya,kita dapat meneliti tingkat keimanan dan ketakwaan yang dianut masyarakat. Kita dapat meneliti apakah ajaran zakat, puasa, dan haji misalnya, sudah dilaksanakan sesuai ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Selanjutnya, kita juga dapat meneliti seberapa jauh tingkat kepedulian umat Islam terhadap penanganan masalah­masalah sosial sebagai panggilan ajaran agamanya. Kita juga dapat meneliti cara-cara yang ditempuh umat Islam dalam melaksanakan dakwah Islamiyah, pendidikan Islam, cara mengajarkan ajaran Islam, pemahaman umat Islam terhadap ajaran agama serta penghayatan dan pengamalannya. Penelitian terhadap masalah-masalah tersebut sama sekali tidak akan mengganggu atau mengubah ajaran agama yang terdapat di dalam Alquran dan Al-Sunnah, malah sebaliknya akan mendukung upaya-upaya pelaksanaan ajaran Alquran dan Al_­Sunnah tersebut dalam kenyataan sosial.

C. Macam-macam Penelitian Agama

i. Penelitian Historic (Historical Research)

Tujuan penelitian historic adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, meng­evaluasi, memverifikasi serta mensistematisasikan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.

Penelitian ini memiliki ciri-ciri antara lain:

i. Bergantung kepada daya yang diobservasi orang lain daripada yang diobservasi oleh peneliti sendiri

ii. Harus tertib, ketat, sistematik dan tuntas, dan bukan sekadar mengkoleksi informasi-informasi yang tak layak, tak reliabel dan berat sebelah

iii. Ber­gantung pada data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari sumber primer, yaitu si peneliti secara langsung melakukan observasi atau penyaksian kejadian-kejadian yang dituliskan.

Data sekunder diperoleh dari sumber sekunder, yaitu peneliti melaporkan hasil observasi orang lain yang satu kali atau lebih telah lepas dari kejadian aslinya

iv. Harus melakukan kritik eksternal dan kritik internal. Kritik internal menanyakan apakah dokumen itu otentik atau tidak; apakah data tersebut akurat atau relevant sedangkan kritik internal harus menguji motif, berat sebelah, dan sebagainya.

ii. Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan adalah Penelitian untuk mempe­lajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial; individu, kelompok, lembaga atau masyarakat. Sebagai contoh penelitian ini yaitu: studi secara intensif mengenai kebudayaan kota serta kondisi kehidupannya pada suatu kota metropolitan serta studi lapangan yang fokus perhatiannya mengenai kebudayaan kelompok-kelom­pok masyarakat terpencil.

Penelitian-penelitian lapangan sangat berguna terutama untuk informasi latar belakang guna perencanaan penelitian yang lebih besar dalam ilmu-ilmu sosial

iii. Penelitian Korelasional (Correlational Research)

Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisiensi korelasi.sederhananya penelitian ini bertujuan untuk mencari keterkaitan antara suatu objek kajian dengan suatu objek lainnya.

Contoh penelitian korelasional adalah penelitian tentang bentuk rumah ibadah dengan jumlah jamaah dalam suatu lingkungan masyarakat.

iv. Penelitian Kausal komparatif (causal Comparative research)

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data ter­tentu.

Adapun ciri dari penelitian ini antara lain bahwa data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (lewat masanya). Peneliti mengambil satu atau lebih akibat (sebagai dependen variabel) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab saling hubungan dan maknanya.

v. Penelitian Eksperimental Sungguhan

Penelitian eksperimental sungguhan dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dan memperbandingkan hasil­nya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.

Di antara contoh penelitian eksperimental sungguhan ini adalah pene­litian yang dilakukan untuk menyelidiki pengaruh dua metode mengajar sejarah peradaban islam (sebagai contoh) pada mahasiswa-mahasiswi unit 3/1 sebagai fungsi taraf inteligensi mahasiswa-mahasiswi (tinggi, sedang, dan rendah) dengan cara menempatkan dosen secara random (acak) berdasarkan metode mengajar yang dilakukan.

vi. Penelitian tindakan (Action Research)

Penelitian tindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru untuk me­mecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain.

Contoh penelitian ini adalah penelitian tentang sistem pembagian kerja pada STAIN Zawiyah Cot Kala berdasarkan tingkatan pendidikan dan ketrampilan guna memaximalkan kualitas akademik.

vii. Penelitian Survei (Action Research)

penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atau populasi tertentu untuk mewakili seluruh populasi. ini berbeda dengan sensus yang informasinya dikumpulkan dari seluruh populasi.

Dengan demikian penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alas pengumpulan data yang pokok.

viii. Ground Research

Yaitu penelitian yang bersifat kualitatif. Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara bebas di mana para peneliti tidak memulai penelitiannya dengan teori atau hipotesis yang akan diuji, melainkan bertolak dari data yang dikumpulkan. Berkenaan dengan penelitian ini Glaser dan Strauss (1967) mengatakan bahwa grounded research merupakan reaksi yang tajam dan sekaligus menyajikan jalan keluar dari "stagnasi[5] teori" dalam ilmu-ilmu sosial, dengan menitikberatkan pada sosiologi.

D. Mengapa Penelitian agama diperlukan?

Yang pertama kali harus dilakukan oleh seseorang yang meyakini keberadaan tuhannya adalah mempelajari apa-apa yang diperintahkan dan hal-hal yang disukai Penciptanya. Dia lah yang memberinya ruh dan kehidupan, makanan, minuman dan kesehatan.hal ini jelas membutuhkan pemikiran dan pemahaman yang dapat ditempuh melalui 3 cara yaitu,wahyu,ilham dan belajar(penelitian).

Selanjutnya umat beragama harus mengabdikan seluruh hidupnya untuk patuh kepada perintah-perintah Tuhannya dan mencari ridhaNya.

Agama lah yang membimbing kita kepada moral, perilaku dan cara hidup yang diridhai Allah. Allah telah menjelaskan dalam Al-Qur’an bahwa- orang yang patuh kepada agama berada di jalan yang benar, sedangkan yang lainnya akan tersesat.

Dia yang dadanya terbuka untuk Islam mendapat cahaya dari Tuhannya. Sungguh celaka orang-orang yang berkeras untuk tidak mengingat Allah! Mereka dalam kesesatan yang nyata. (Surat az-Zumar: 22)

E. Hambatan Penelitian/pengkajian agama

i. Pengkajian atau penelitian agama berarti mengharuskan adanya objektivitas yang bukan hanya kepada pihak lain tetapi juga pada pihak sendiri.untuk benar-benar mampu melakukan objektivasi terhadap diri sendiri tentu tidak hanya memerlukan keseriusan usaha melainkan juga latihan dan ketekunan.

ii. Agama dipahami sebagai suatu bentuk yang suci,sakral dan agung.menempatkan hal-hal semacam ini sebagai objek netral akan dianggap merduksi,melecehkan,atau merusak suatu agama yang mungkin akan berujung pada kontradiksi fatal dari para penganut agama tersebut.

Sebagai contoh:

a. Novel “The Da Vinci Code” karya “Dan Brown” yang menuai kontroversi dunia.novel yang telah melewati penelitian selama bertahun-tahun ini ternyata mampu menggemparkan seluruh institusi kristiani bahkan berhasil membuat Vatikan kalang kabut oleh isi novel tersebut yang dianggap menghancurkan sendi-sendi keimanan kristiani,meruntuhkan keilahian yesus bahkan mengungkap rahasia yesus dan gereja yang selama 2000 tahun telah terkunci rapat.

The Da Vinci Code memang fenomena. Sejak nongol sampai sekarang, novel tersebut memicu terbitnya kurang lebih 10 buku “perlawanan”. Semuanya mencoba mematahkan argumentasi yang ada di dalam The Da Vinci Code. Salah satu buku tandingan itu adalah, Fact and Fiction in The Da Vinci Code karya Steven Kellemeier.ia juga membuat para pendeta,teolog dan rahib kalang kabut menangkal isi novel tersebut.

b. Film Dokumenter “FITNA” karya salah seorang senator di salah satu negara di kawasan Eropa Timur yang juga memicu kemarahan umat Muslim diseluruh dunia karena dianggap melecehkan islam dengan risetnya yang hanya memandang islam dari segi radikal.

c. Selain itu juga terdapat beberapa Buku lain yang “sehaluan” dengan novel Brown yaitu Holy Blood, Holy Grail dari Michael Baigent, Richard Leigh, dan Henry Lincoln. Selain itu, masih ada lagi penulis perempuan yang turut memenuhi dunia pengkritikan yesus, yaitu Margaret Starbird dengan buku berjudul : The Goddes in the Gospels, Reclaiming the Sacred Feminine dan The woman with Holy Jar : Mary Magdalena and the Holy Grail. Oleh para pengkritiknya(teolog kristiani), buku-buku itu adalah “omong kosong yang keterlaluan.”Sesungguhnya buku-buku tersebut adalah suatu-hasil karya pemikiran dan riset yang keabsahannya masih menuai tanggapan pro dan kontra, tergantung siapa yang menanggapinya.


DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdullah Amin,Metodologi Studi agama,yogyakarta,Pustaka belajar,2000

Nata Abuddin,Metodologi study islam,Jakarta,Rajawali pers,2004

John W best ,Metodologi Penelitian Pendidikan,Usaha nasional,Surabaya,1982

Supranto,Statistik,teori dan aplikasi,erlangga.jakarta,1986



Tidak ada komentar:

Posting Komentar